Senin, 11 Juli 2011

sunset: my past love story part 1





“aku  menyayangimu, namun aku belum yakin akan perasaanku sendiri. Entah ini perasaan sayang sebagai teman atau lebih dari teman. Maaf, aku tidak tahu harus berkata apa padamu. Aku harap kau tak membenciku”
Dia berlalu.
Bersama senja yang mulai menyambut, aku masih terdiam disana menatap punggungnya yang perlahan menghilang dari pandanganku.

*

Setahun berlalu, kini ia berdiri di hadapanku. Saat pertama kali aku melihatnya beberapa menit yang lalu, ingatanku refleks membawaku kembali pada kejadian setahun yang lalu. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku sendiri, menepuk kedua pipiku tak percaya. Tapi dia benar-benar di sini, Song Kyuwon ada disini, dia kembali.

*

“apa kabar? Apa kau baik-baik saja?” katanya sembari mengibaskan tangannya perlahan di depan wajahku, seolah-olah ingin membuyarkan lamunanku.
“ah... ne. Aku baik-baik saja. Bagaimana dengan oppa?” tanyaku sambil menatapnya. Dia benar-benar tidak berubah, masih sama seperti dulu. Masih dengan kacamata berbingkai hitam tipis yang menggantung di hidungnya, masih dengan jaket ciri khasnya, dan tentu saja masih dengan senyumnya yang menawan. Ah, lagi-lagi aku seperti ini.

“aku baik-baik saja,” katanya sambil menatap langit yang mulai berwarna kemerahan, pertanda senja tiba. “apa kau  mau berjalan bersamaku sampai di rumah?” katanya kemudian.
“ne oppa,” jawabku singkat sambil mengikuti langkahnya perlahan. Aku masih tak habis pikir dengan kehadirannya yang tiba-tiba ini. “bagaimana kuliahmu?” tanyanya tiba-tiba dan lagi-lagi membuyarkan lamunanku. “ah..ng... baik-baik saja,” jawabku gamang, kemudian terdiam cukup lama hingga ia kembali membuka suara. “apa ada yang kau pikirkan? Sejak tadi aku perhatikan kau terus saja diam seperti itu,” katanya sambil memperhatikan wajahku dan meletakkan telapak tangannya ke keningku, “apa kau sakit,” katanya.

Aku terkejut, hampir saja kaleng softdrink yang kupegang sedari tadi melayang dari tanganku. Tangan kiriku yang bebas ku genggam rapat-rapat, aku merasa begitu gugup, perasaan yang sama seperti setahun yang lalu. “a..aaa..aniyo oppa, I’m fine,” kataku dengan sedikit tergagap. Dia memandangku dengan tatapan heran dan sedikit tak percaya, “aku akan membawamu pulang dengan segera! Bagaimana bisa kau berkata kau baik-baik saja sedangkan wajahmu seperti zombie?,” katanya sambil mengambil ransel dari punggungku dan menarikku pergi.

“ah...tunggu oppa, jangan cepat-cepat,” kataku sambil melepaskan pegangan tangannya. Aku segera merebut tasku darinya, dan mulai mengacak-acak isinya. Sejak tadi aku mendengar handphone ku berbunyi nyaring. “ah..ketemu!” sorakku.

Aku membuka flap handphoneku dengan segera setelah melihat nama siapa yg tertera di layar handphoneku. “yoboseyo, ah aku sedang dalam perjalanan pulang. Aniyo, aku baik-baik saja. Ne..,” jawabku pada setiap pertanyaan yang diajukannya padaku. Aku menatap handphoneku lebih lama sesaat setelah telepon terputus.

“siapa?” tanya kyuwon oppa, “aah...aniyoo, hanya teman,” jawabku dengan sedikit ragu.
“ayo pergi!” katanya sambil kembali menggandeng tanganku.

Aku hanya bisa mengikuti langkahnya nyaris tanpa semangat, aku memikirkan apa yang baru saja aku lakukan. Berbohong, dan aku merasa bersalah padanya.
“mianhe soo ji-a” gumamku perlahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar